Sunday, May 5, 2013

WHICH THE FAVOURS OF MY LORD WILL I CAN DENY?

Actually, I'm not a blogger sejati. Mengfungsikan ranah blog kadang sama seperti 'garbage bin'. Atau hanya sempat mampir ke blog ketika kepala dan jempol mencapai klimaksnya ingin bercerita akan sesuatu atau banyak hal.

Seperti saat ini, ketika pernikahan saya dengan Benny almost menuju bulan kedua. WHAT? Nikah? Iyes, si pemilik blog Celoteh Vina ini, has been taken since 2 months ago. Si bontot kesayangan Bapak Abdi ini akhirnya menjadi penutup tanggung jawab bapaknya sebagai seorang ayah di Bumi Allah.

Oh wait, Can you read that? What did i write above? B E N N Y? Don't you remember about that word?

Bagi yang rajin stalking blog saya (aihh pede matik!) mungkin sudah pernah lihat spelling nama ini kan? Maret tahun lalu, saya pernah memposting tulisan mengenai 3 laskar hati yang berhasil menemani saya di saat-saat  "masa 'iddah". And the one of those ya Benny.

Laki-laki yang dikala itu saya tuliskan sebagai seseorang yang paling rajin greetings di pagi hari, hanya sekedar ngingetin sarapan. Laki-laki yang saat itu banyak cerita tentang kerjaan barunya sebagai marketer farmasi, dan laki-laki yang,, well.. banyak cerita tentang his lovely story in the past. (yang pada akhirnya it's also being the fucking thing that i dont want to hear at all)

Saya sempat senyum-senyum gak karuan, ketika saya realized bahwa ternyata postingan saya tentang Amin-Ismie-Benny itu terpublish pada bulan Maret 2012. So What the thing that succesfully made me grinned? Gimana tidak?  Tepat satu tahun setelah postingan itu terpublish, di bulan Maret 2013 saya justru dinikahi oleh salah satu aktor dari tulisan tersebut.

Semuanya berjalan (alhamdulillah) dengan begitu mudah dan tidak disangka-sangka. Saya tidak bosan ketika harus mengulang kembali poin dari tulisan Amin-Ismie-Benny, mengenai Benny yang merupakan rezeki Tuhan dari jalan yang tidak diduga-duga. Karena memang begitulah adanya. Menikah dengan Benny, that's truly beyond of my imagination. Kalimat Tuhan akan nikmat-Nya manakah yang mampu kita dustai itu sungguh saya rasakan betul saat itu.

Saya dan suami, memang sudah kenal cukup lama. I just though I dont need to share about that too much. Baru kenal dan kemudian intens komunikasi pada Desember 2012. Blackberry did it. You must know, how blackberry could help you to be closer with someone who far from you. Dia minta pin saya waktu itu lewat inbox facebook. HAHAHAHA!

Tapi nothing special juga, secara waktu itu We were both in our each relationship with another spouses. Desember akhir, i broke up! lalu keluarlah cerita di Amin-Ismie-Benny itu. If i'm not mistaken, He broke up with his spouse as well in April 2012.

July 2012, Tanggal 14 kalo gak salah (itu juga hasil ngericek dari tanggal bbm dia setelah pulang makan malam di Gandaria City), benny propose saya di motor saat jalan pulang. Belakangan pas saya tanya kenapa harus segak-macho itu propose di motor, jawabannya ternyata "Gw takut abisnya, kenal deket baru sebentar tiba-tiba ngajak merit, ngeri disiram aer ama lo". :D

Setelah adegan propose di motor itu, mulai kebuka lah jalan-jalan lainnya yang begitu meringankan niatan kami menikah. Approval papa gak sampe sehari bisa saya dapet. Malam itu juga, sehabis turun dari motor pasca Benny propose saya, saya izin ke papa dan beliau langsung kasih lampu kuning (belom langsung ijo sih waktu itu), Pertanyaan papa waktu itu hanya sekitar persoalan "Dia sholatnya bagus gak? Puasanya gimana? Ngaji bisa dia?"

Saya lupa kapan waktu persisnya, kalo tidak salah seminggu setelah pengajuan izin menikah itu diapprove, Benny datang ke rumah. Sekedar setor muka untuk silaturahmi kalau 'ini lho pap orangnya!'
Awal September, Benny officially proposed marriage to me ke Papa. Duduk berhadapan sama papa dengan mandi keringat. For a God sake! I thought he was so sexy at that time.HAHAHA! Dan Alhamdulillah  Lagi-lagi semuanya berjalan dengan mudah. Papa mulai kasih lampu hijau buat kami.

Oktober 14, Benny memboyong keluarga intinya datang ke rumah, dan melalui Papanya, for the second time Benny proposed marriage to me in front of a whole of my main family. (Except kakak saya yg di Aceh). Then, We decided to choose November as an Our engagement day.

November 10, saat angka di kalender terlihat begitu cantik karena menjadi 10-11-12. I was officially being Benny's Fiance. And i must to be honest, I was really happy for that :)

Sedikit tertatih dan menguras tenaga dan pikiran (tapi wallahi, coman sedikit kok) Kami, saya dan Benny beserta semua keluarga berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan pernikahan yang kita sepakati jatuh di tanggal 9 Maret 2013.

Alhamdulillah, saat itu saya punya partner atau bisa dibilang calon suami, yang bisa nge-cover semua kebrutalan saya kalau lagi mengalami kepusingan selama persiapan pernikahan. Seriously, abrasi otak di saat-saat itu tuh berasa banget lho. Saat team wedding organizer kami harus kasih kita pressure di tengah-tengah jam kerja. Saat harus nyuri-nyuri waktu jam kerja karena harus bolak-balik ke percetakan untuk undangan. Saat kerjaan di kantor numpuk tapi tukang catering sibuk telfonin nanya menu atau harus kepentok sama schedule ngurus administrasi di KUA. Saat udah mateng banget persiapan buat photo-shoot pre-wedding tapi ternyata semuanya harus batal karena Jakarta is always having a terrible traffic. Saat undangan udah jadi, tapi suddenly papa nolak, just because of simple thing yang for me personally, It just a piece of cake thing yang pengen banget rasanya bilang "Please deh papa, cuman salah di ketikan tittle kok" Tapi Benny was vereee vereee good to handle my burst behavior. Walaupun saya tahu, pikiran dan badannya ancur-ancuran banget buat nyiapin semuanya ditambah lagi harus handle si calon isteri yang easily exploded ini. (He's my best tim GEGANA deh pokoknya).
And, In the name of God. when the date was coming, I really wanted to go run to the mosque and asked Merbot Masjid to lend me TOA, so i could scream that I was so gratefull.

Benny meminang saya dihadapan papa dan penghulu yang doyan banget curcol itu :p dengan mahar tahfidz Surat Ar-rahman berikut beberapa logam Dinar dan Dirham. Mengapa mahar tersebut yang saya pilih? Saya pernah tahu bahwa ada salah seorang sahabat Nabi yang meminang wanita dengan hafalan quran, dan pada saat Benny tanya saya mau mahar apa, saya bilang saya mau dia hafalan surat Ar-Rahman di depan papa. kenapa harus Ar-Rahman?Karena kalimat Fabbiayi 'alaa irobbikumma tukadzibaan punya makna yang besar banget sebagai guidance dalam hidup. Lalu karena katanya, mahar itu dianjurkan harus bernilai materi, maka Benny dan keluarganya dengan segala ke-generous-annya kasih saya beberapa logam dirham dan Dinar, dengan pertimbangan kedua mata uang itu yang paling stabil nilainya sepanjang zaman.

GOD IS GREAT! ALLAHUAKBAR! PRAISE THE LORD AND ALHAMDULILLAH WA SYUKURILLAH. THANKS FOR UR KINDNESS GOD. THANKS FOR A GOOD LIFE. THANKS FOR SENDING BENNY AS UR FABULOUS PRESENT TO ME. WHICH THE FAVOURS OF MY LORD WILL I CAN DENY? FABBIAYYI'ALAA IRABBIKUMMA TUKADZIBAAN.








 




































2 comments:

  1. Wah..wah.. jd pertemuan kita tak sengaja tempo hari di mesjid terminal Lebak Bulus kalian lagi pulang bulan madu yaa..?!
    Selamat ya, Vin..! Moga jadi keluarga samara. Aamiin.. :)

    ReplyDelete
  2. punya suami yg soleh adalah langkah awal untuk masuk surga, bersabar atas kekurangannya adalah langkah selanjutnya. mabruk vn...

    ReplyDelete