Sunday, January 19, 2014

Suka Duka (isteri) Medical Representative

Awalnya tercetus ide untuk bikin tulisan ini, karena kemaren sempat iseng googling soal apa sih jobdesk, jam kerja dan kesehariannya seorang Medical Representative itu. Well, as information, suami saya bekerja sebagai Medical Representative di salah satu PMA Farmasi di Indonesia. Lalu kemudian apa yang membuat saya jadi iseng googling mengenai hal di atas, ehmmm panjang sebabnya J

Sebelum saya menikah bahkan ketika pertama kali kenal dekat, pekerjaan suami saya memang sudah sebagai Medical representative, sederhananya saya sudah cukup tau mengenai job desk dan jam kerjanya. As we know, Medical Representative itu bisa dibilang dutanya perusahaan farmasi, garda paling depannya perusahaan farmasi, karena mereka-mereka inilah yang pontang panting memperkenalkan dan menawarkan produk obat untuk para dokter atau ke apotik-apotik. Jam kerjanya dahsyat, mereka-mereka ini mungkin para pekerja yang gak kenal apa itu office hours. Tapi menurut saya, pekerjaan mereka adalah pekerjaan yang kompensasinya paling fair, kata mudahnya, “You will reap what you sow” Kerja pake darah ya bayarannya darah, kerja coman pake setetes keringet ya bayarannya juga setetes doang. Beda sama pegawai kantoran, yang salary-nya udah bisa ketakar, mau kerja jungkir balik sama kerja santai, angka yang diterima biasanya segitu-gitu aja.

Okey, kita bicara hal lain dari sisi pekerjaan seorang Medical Representative. Salah satunya bagaimana rasanya jadi isteri seorang Medical Representative. Keisengan saya googling mengenai pekerjaan mereka berawal dari kekhawatiran saya. Sekalipun otak saya memahami betul perihal jam kerja suami saya, tapi seringkali saat dia pulang larut malam bahkan hingga dini hari, saya mulai resah. Banyak hal penyebab keresahan itu, dari khawatir mengenai kesehatannya, pola makannya, habit dia sebagai seorang perokok, sampai kekhawatiran khas seorang isteri mengenai kesetiaan. Hati saya campur aduk rasanya setiap kali menunggu dia pulang.

Entah karena kondisi saya yang lagi hamil tua dan sendirian di rumah, atau memang setiap isteri pasti megalami hal yang sama terhadap suaminya. Tapi akhir-akhir ini keresahan saya semakin menjadi-jadi. Sekalipun paham dan terus berusaha untuk memahami akan pekerjaannya, tapi pertanyaan mengenai, “Masa iya sih nunggu dokter sampe jam 2 pagi, terus baru sampe rumah jam 3 pagi?” pertanyaan ini acap kali jadi tusukan perih di kepala saya. (Cuma sekali sih dia pulang selarut itu, sisanya jam 11-12 malam sudah sampai rumah).

Tapi, perasaan resah dan campur aduk itu biasanya justru berganti jadi iba dan sedih waktu lihat suami pulang. Pikiran resah dan curiga langsung berganti jadi keinginan luar biasa untuk meberikan hal terbaik asalkan bisa membantu meringankan capeknya kerja lebih dari 24 jam. Keinginan untuk berkeluh kesah mengenai capeknya kerjaan kita di kantor, berantem sama supir angkot di jalan, pegelnya badan dan kaki ketika memasuki usia kandungan 7 bulan biasanya baru bisa dikalkulasi saat weekend. Gak lucu kan? Suami baru pulang kantor kitanya malah curhat inyi onyo, sedangkan kerjaan mereka mungkin jauh lebih berat dari apa yang saya alamin.

Tapi kadang Tuhan suka punya cara yang gak ketakar rasio manusia, supaya kita tetap terus bermanja-manja sama Dia. Saya mengambil kesimpulan, mungkin dengan keresahan-lah saya bisa semakin merasa bahwa saya begitu membutuhkan Tuhan. Saya menyadari betul pekerjaan seorang Medical Reprentative yang hampir separuh waktunya dihabiskan untuk menunggu dokter, which mean mereka punya banyak sekali leisure time. Lalu, apa sih yang bisa isteri lakukan saat suami gak di rumah, selain terus menerus mengirimkan doa terbaiknya kepada Tuhan, supaya jalan pekerjaan suami dipermudah, diberikan kesehatan, dan suami selalu dilindungi dari segala bentuk maksiat dan khianat. Toh, ketika pekerjaannya sukses yang happy isteri juga kan? Simply, mereka kerja buat siapa sih? klo bukan buat anak isteri? Insha Allah :) 

Saya selalu ingat pesan seorang kerabat, salah satu faktor pendukung kesuksesan suami adalah doa seorang isteri. Therefore, apa lagi yang membuat saya berfikir dua kali untuk terus mengirimkan doa-doa terbaik saya untuk suami? Tuhan pengabul segala pinta bukan? Inshaa Allah.


“ Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya, dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati” (QS: Al-Baqoroh: 112)

Sunday, May 5, 2013

WHICH THE FAVOURS OF MY LORD WILL I CAN DENY?

Actually, I'm not a blogger sejati. Mengfungsikan ranah blog kadang sama seperti 'garbage bin'. Atau hanya sempat mampir ke blog ketika kepala dan jempol mencapai klimaksnya ingin bercerita akan sesuatu atau banyak hal.

Seperti saat ini, ketika pernikahan saya dengan Benny almost menuju bulan kedua. WHAT? Nikah? Iyes, si pemilik blog Celoteh Vina ini, has been taken since 2 months ago. Si bontot kesayangan Bapak Abdi ini akhirnya menjadi penutup tanggung jawab bapaknya sebagai seorang ayah di Bumi Allah.

Oh wait, Can you read that? What did i write above? B E N N Y? Don't you remember about that word?

Bagi yang rajin stalking blog saya (aihh pede matik!) mungkin sudah pernah lihat spelling nama ini kan? Maret tahun lalu, saya pernah memposting tulisan mengenai 3 laskar hati yang berhasil menemani saya di saat-saat  "masa 'iddah". And the one of those ya Benny.

Laki-laki yang dikala itu saya tuliskan sebagai seseorang yang paling rajin greetings di pagi hari, hanya sekedar ngingetin sarapan. Laki-laki yang saat itu banyak cerita tentang kerjaan barunya sebagai marketer farmasi, dan laki-laki yang,, well.. banyak cerita tentang his lovely story in the past. (yang pada akhirnya it's also being the fucking thing that i dont want to hear at all)

Saya sempat senyum-senyum gak karuan, ketika saya realized bahwa ternyata postingan saya tentang Amin-Ismie-Benny itu terpublish pada bulan Maret 2012. So What the thing that succesfully made me grinned? Gimana tidak?  Tepat satu tahun setelah postingan itu terpublish, di bulan Maret 2013 saya justru dinikahi oleh salah satu aktor dari tulisan tersebut.

Semuanya berjalan (alhamdulillah) dengan begitu mudah dan tidak disangka-sangka. Saya tidak bosan ketika harus mengulang kembali poin dari tulisan Amin-Ismie-Benny, mengenai Benny yang merupakan rezeki Tuhan dari jalan yang tidak diduga-duga. Karena memang begitulah adanya. Menikah dengan Benny, that's truly beyond of my imagination. Kalimat Tuhan akan nikmat-Nya manakah yang mampu kita dustai itu sungguh saya rasakan betul saat itu.

Saya dan suami, memang sudah kenal cukup lama. I just though I dont need to share about that too much. Baru kenal dan kemudian intens komunikasi pada Desember 2012. Blackberry did it. You must know, how blackberry could help you to be closer with someone who far from you. Dia minta pin saya waktu itu lewat inbox facebook. HAHAHAHA!

Tapi nothing special juga, secara waktu itu We were both in our each relationship with another spouses. Desember akhir, i broke up! lalu keluarlah cerita di Amin-Ismie-Benny itu. If i'm not mistaken, He broke up with his spouse as well in April 2012.

July 2012, Tanggal 14 kalo gak salah (itu juga hasil ngericek dari tanggal bbm dia setelah pulang makan malam di Gandaria City), benny propose saya di motor saat jalan pulang. Belakangan pas saya tanya kenapa harus segak-macho itu propose di motor, jawabannya ternyata "Gw takut abisnya, kenal deket baru sebentar tiba-tiba ngajak merit, ngeri disiram aer ama lo". :D

Setelah adegan propose di motor itu, mulai kebuka lah jalan-jalan lainnya yang begitu meringankan niatan kami menikah. Approval papa gak sampe sehari bisa saya dapet. Malam itu juga, sehabis turun dari motor pasca Benny propose saya, saya izin ke papa dan beliau langsung kasih lampu kuning (belom langsung ijo sih waktu itu), Pertanyaan papa waktu itu hanya sekitar persoalan "Dia sholatnya bagus gak? Puasanya gimana? Ngaji bisa dia?"

Saya lupa kapan waktu persisnya, kalo tidak salah seminggu setelah pengajuan izin menikah itu diapprove, Benny datang ke rumah. Sekedar setor muka untuk silaturahmi kalau 'ini lho pap orangnya!'
Awal September, Benny officially proposed marriage to me ke Papa. Duduk berhadapan sama papa dengan mandi keringat. For a God sake! I thought he was so sexy at that time.HAHAHA! Dan Alhamdulillah  Lagi-lagi semuanya berjalan dengan mudah. Papa mulai kasih lampu hijau buat kami.

Oktober 14, Benny memboyong keluarga intinya datang ke rumah, dan melalui Papanya, for the second time Benny proposed marriage to me in front of a whole of my main family. (Except kakak saya yg di Aceh). Then, We decided to choose November as an Our engagement day.

November 10, saat angka di kalender terlihat begitu cantik karena menjadi 10-11-12. I was officially being Benny's Fiance. And i must to be honest, I was really happy for that :)

Sedikit tertatih dan menguras tenaga dan pikiran (tapi wallahi, coman sedikit kok) Kami, saya dan Benny beserta semua keluarga berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan pernikahan yang kita sepakati jatuh di tanggal 9 Maret 2013.

Alhamdulillah, saat itu saya punya partner atau bisa dibilang calon suami, yang bisa nge-cover semua kebrutalan saya kalau lagi mengalami kepusingan selama persiapan pernikahan. Seriously, abrasi otak di saat-saat itu tuh berasa banget lho. Saat team wedding organizer kami harus kasih kita pressure di tengah-tengah jam kerja. Saat harus nyuri-nyuri waktu jam kerja karena harus bolak-balik ke percetakan untuk undangan. Saat kerjaan di kantor numpuk tapi tukang catering sibuk telfonin nanya menu atau harus kepentok sama schedule ngurus administrasi di KUA. Saat udah mateng banget persiapan buat photo-shoot pre-wedding tapi ternyata semuanya harus batal karena Jakarta is always having a terrible traffic. Saat undangan udah jadi, tapi suddenly papa nolak, just because of simple thing yang for me personally, It just a piece of cake thing yang pengen banget rasanya bilang "Please deh papa, cuman salah di ketikan tittle kok" Tapi Benny was vereee vereee good to handle my burst behavior. Walaupun saya tahu, pikiran dan badannya ancur-ancuran banget buat nyiapin semuanya ditambah lagi harus handle si calon isteri yang easily exploded ini. (He's my best tim GEGANA deh pokoknya).
And, In the name of God. when the date was coming, I really wanted to go run to the mosque and asked Merbot Masjid to lend me TOA, so i could scream that I was so gratefull.

Benny meminang saya dihadapan papa dan penghulu yang doyan banget curcol itu :p dengan mahar tahfidz Surat Ar-rahman berikut beberapa logam Dinar dan Dirham. Mengapa mahar tersebut yang saya pilih? Saya pernah tahu bahwa ada salah seorang sahabat Nabi yang meminang wanita dengan hafalan quran, dan pada saat Benny tanya saya mau mahar apa, saya bilang saya mau dia hafalan surat Ar-Rahman di depan papa. kenapa harus Ar-Rahman?Karena kalimat Fabbiayi 'alaa irobbikumma tukadzibaan punya makna yang besar banget sebagai guidance dalam hidup. Lalu karena katanya, mahar itu dianjurkan harus bernilai materi, maka Benny dan keluarganya dengan segala ke-generous-annya kasih saya beberapa logam dirham dan Dinar, dengan pertimbangan kedua mata uang itu yang paling stabil nilainya sepanjang zaman.

GOD IS GREAT! ALLAHUAKBAR! PRAISE THE LORD AND ALHAMDULILLAH WA SYUKURILLAH. THANKS FOR UR KINDNESS GOD. THANKS FOR A GOOD LIFE. THANKS FOR SENDING BENNY AS UR FABULOUS PRESENT TO ME. WHICH THE FAVOURS OF MY LORD WILL I CAN DENY? FABBIAYYI'ALAA IRABBIKUMMA TUKADZIBAAN.








 




































Monday, January 7, 2013

Babe Warung

"Duduk Vin. Tunggu di warung aja. Kadir juga belum dateng."
Sambutan hangat semacam ini yang selalu 'istiqomah' tercetus di bibir Babe. Lengkap dengan seulas senyum di setiap pagi ketika saya datang kepagian di kantor namun gerbang kantor masih terkunci. Babe, Begitulah saya dan teman-teman kantor lainnya biasa memanggil lelaki tua penjaga warung itu. Warung Babe terletak tepat di depan bangunan kantor saya di daerah Meruya, Jakarta Barat.

Warung Babe adalah warung yang mungkin biasa kalian lihat dijalanan. Warung yang biasa menjual rokok, aneka minuman sampai amplop yang dibutuhkan jika kalian lupa membawanya ketika hendak pergi kondangan. Saya taksir, Babe warung ini umurnya berkisar 50 tahunan. Entah sejak kapan Babe berwarung di depan kantor itu. Pastinya lebih dari umur saya bekerja di kantor yang baru mau genap jalan dua tahun.
 
Babe menjalani kesehariannya di warung bersama seorang isteri yang begitu ia cintai. setidaknya itulah yang saya nilai selama ini. Babe begitu men-treat si ibu warung bak seorang Ratu. Yah, seorang ratu. meski tanpa mahkota dan jubah kerajaan. Alih-alih memakai mahkota atau jubah, babe dan ibu bahkan menghabiskan harinya di warungnya itu. Warung berukuran tak lebih besar dari WC umum. Disitulah istana keseharian Babe dan ibu.  Mereka makan, tidur, mencuci pakaian dan tentu saja berharap akan pendapatan untuk sekedar membeli nasi bungkus di istana Maha Mungil itu.
 
Pernah suatu ketika, ibu yang bertubuh gendut akhir-akhir ini seringkali jatuh sakit. Ibu menderita asam urat serius yang beberapa kali kambuh. Waktu itu saya dan teman-teman kantor saya sempat bilang sama babe, supaya ibu menjaga makanannya, jangan banyak makan mengandung kolesterol yang memang menjadi larangan bagi penderita asam urat.
 
Saat itu, babe hanya tersenyum sambil berkata, "Babe mah udah bilangin Vin, tapi ibunya kadang bandel, tetep maksa mau makan ini, mau makan itu. Namanya juga kesayangan, babe mah ikutin aja apa maunya." Babe berkata demikian sembari menyuapkan beberapa sendok nasi bungkus kepada isterinya.
 
JEGER!! Bagai ditimpa letupan mrecon tahun baru rasanya mendengar babe yang sudah paruh baya itu masih segitu manis kepada isterinya:)
 
Ibu yang bertubuh gendut tentu tak akan cukup tidur berdua babe di warung itu. Setiap malam, ibu tidur di dalam warung dan babe tidur di samping mesin genset milik kantor kami. Sekedar info, mesin genset kami terletak di parkiran mobil, which is tempat itu tak beratap tempat favorit para tikus dan teman-temannya lalu lalang. Babe tidur hanya beralaskan kardus. Sampai sekarang pun saya belum selesai membayangkan, bagaimana babe bisa menghabiskan setiap malamnya sedemikian sederhananya (jika tak ingin dibilang miris).
 
Adakah guratan penyesalan dengan takdir yang Babe jalani? saya rasa tidak. Setidaknya opini itulah yang bisa saya simpulkan. Saya tak pernah melihat babe mengeluh, tak pernah pun mendengar ibu curcol tentang keadaannya. Mereka, sebagaimana yang sempat saya ceritakan di atas, selalu 'istiqomah' dengan senyum hangatnya dalam menyambut pagi saya.
 
Semoga Allah melapangkan setiap kesulitan dan proses hidup yang harus babe dan ibu hadapi :)

Thursday, December 27, 2012

S.O.P.H.I.A


She came with an innocent face.
After that, U'll know.. She could ruin your day!!! HAHAHA..
My 'Sinting' Colleague, My Mature Sister, My Greedy Friend..
SOPHIA HIMAWAN.

All the best for your future, Nyet!

GLORY! GLORY! Muhammadiyah United


Sejak lama sebetulnya saya ingin sekali memposting sesuatu tentang ke-Muhammadiyah-an. Bahkan pada saat Muhammadiyah berulang tahun November lalu, saya ingin sekali mengabadikannya melalui tulisan semampu saya. Saat itu saya tidak sempat memposting beberapa kalimat yang mungkin bisa terangkum menjadi sebuah tulisan di blog ini, tetapi untudngnya saya sempat sedikit mengumpulkan beberapa kalimat di 'garbage bin' online saya (baca: twitter).

Di ranah twitter itu,  saya bercerita mengapa hidup saya begitu erat dengan Muhammadiyah. Saya hidup dan dibesarkan dari pola pikir keagamaan Papa yang sangat Muhammadiyah. Saya tak tertarik sebetulnya menjabarkan apa dan bagaimana ajaran Muhammadiyah, Anda pun mungkin sudah banyak yang tahu (bahkan lebih baik mungkin dari penulis). Papa saya dulu aktivis Pemuda Muhammadiyah di Banjarmasin, ketika beliau menikah lalu hijrah ke Jakarta, ke-Muhammadiyah-annya sepertinya tak luntur, meski sibuk di kantor dan praktis tak bisa lagi berkecimpung dikeorganisasian Muhammadiyah, saya tahu papa tetap memberikan sumbangsih dalam bentuk lain kepada Muhammadiyah. Ketika papa punya rezeki lebih, papa mendonasikan sedikit dari yang beliau punya pasti ke tempat amal usaha Muhammadiyah terdekat. Either masjid, sekolah dsb.

Papa merupakan Pangeran dengan empat putri. Easy to guess, keempat putrinya tentu saja disekolahkan di Sekolah Muhammadiyah. Sekolah Muhammadiyah terdekat dari rumah kami di Pamulang adalah Muhammadiyah Setiabudi Pamulang yang terletak di Reni Jaya. Saat most of parents meng-insist anaknya untuk belajar giat supaya bisa masuk sekolah negeri unggulan, papa sama sekali tak menuntut itu. Papa menuntut kami tetap belajar giat untuk hasil terbaik, tetapi tetap kami anak-anaknya tak punya pilihan, sekolahnya HARUS di Muhammadiyah :D

Akhirnya seperti rantai yang tak pernah putus, sekolah Muhammadiyah di Reni Jaya itu pun mencatat bahwa papa mungkin sebagai salah satu orangtua paling royal karena anaknya, keluar satu masuk satu, lulus anak yang satu, masuk lagi anak yang satu. (Sekedar informasi, saya adalah the Youngest Daughter-nya papa, apakah berarti keturunannya papa selesai menuntut ilmu di sekolah Muhammadiyah itu? TENTU TIDAK! Cucu pertama papa, sampai sekarang masih aktif tercatat sebagai siswa di sana) HAHAHA!

Hal paling tak bisa dihindari juga adalah, ke-famous-an mama saya di sekolah itu. Gimana gak famous? Mama saya pun tercatat sebagai Ibu yang lebih dari 15 tahun wara-wiri ngambil raport di sekolah yang sama. Saya pribadi, bersekolah di Muhammadiyah 6 tahun lamanya, sejak tingkat SMP hingga SMA. Belom lagi ketiga kakak saya lainnya :D

Saya tidak menyesal, justru bangga bisa dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. Sempat bergabung di IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah), sempat ikut meramaikan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) meski tak lama, sempat bergabung di kelompok Drum Band Gita Nada Muhammadiyah, sampai trapped berkali-kali dengan forbidden story khas murid dan guru. HAHHA!

Therefore, tepat di SATU ABAD Muhammadiyah bulan lalu, saya tak henti melafazkan smoga Sang Surya-nya Muhammadiyah tetap bersinar dengan Syahadat yang tetap melingkar.

At the end of this story I wanna ask you to join me singing Our Anthem : AL ISLAM AGAMAKU, MUHAMMADIYAH GERAKANKU !


Nun walqolami wa maa yasturuun
Fastaabiqul khoirot

Wassalam






Monday, November 19, 2012

It was.. but still..

Saat Jakarta hampir menjelang pukul sembilan malam. Aku masih terduduk di meja kantorku menanti jam pulang tiba. Sesaat terlintas untuk kembali membaca ulang blog tentang sahabat-sahabat ketika kuliah dulu. Sempat kerepotan juga menahan air mata untuk tidak tumpah saat itu juga. Setelah membaca memori tentang mereka dan membaca apa kata mereka tentang aku. 4 tahun yang nyaris sempurna. Memiliki mereka dalam catatan hidup seorang Avina. Meski saat ini, aku bahkan hampir tidak tahu lagi tentang keberadaan mereka.

Saat itu pun aku begitu menyadari, niat kami saat dulu benar. Ketika hendak membukukan testimoni tentang kepribadian masing-masing dari kami. Saat itu kami berfikir, jika suatu saat kita rindu akan masa-masa dablek kuliah, baca saja blog ini! Dan itulah yang saya lakukan saat ini. Saya sempat men-copy beberapa testimony tentang saya.

Testimony pertama ditulis oleh sahabat saya, Agus Gunawan. Tulisan ini ditulisnya pada tanggal 4 Januari 2010 lalu.  

"Ribet amat sih namanya, Avina Mardhiyati. Sampai pernah cover makalah harus dicoret karena pnggunaan huruf yang tidak efektif dan pemborosan huruf he........ Tadinya aku mengomentari vina dari suaranya, tapi itu sudah banyak yang bahas, aku mau mengomentarinya dari sudut lain. Avina itu petualang wisata kuliner, yang aku ingat dari perjalanan-perjalanan bersama Vina, ke Bandung, Jogja, Citos dll. adalah jajanannya Vina. Kalo mau ke Geger Kalong sepanjang Setiabudi mata perifetik-nya melototi kuliner dan setengah jam kemudian sudah mendapatkan daftar makanan yang harus diburu; sorabi imut, mocca, cireng isi, batagor STIT, soto ayam, baso tomat, es jeruk es teh juga, brownis, tapi ada yang aneh setelah nonton Quickly Express, kenapa beli roti isi sosis ya vn? he.....

Vina panggilan sngkat sih, tapi tetap saja ribet dilidahku, ‘VN’ cukup dengan dua huruf kalau sms, banyak hal yang aku kagumi darinya. Vina itu komitment, sama halnya denganku masuk TH dengan basic SD SMP SMA tapi bagi vn masuk TH bukan pilihan yang mudah, ‘laksana dilempar ke lautan’ katanya. Tapi jangan salah, komitmennya untuk belajar lebih hebat daripada aku, buktinya vn dapat nilai A untuk mata kuliah bahasa Arab II Ikhlas, vn itu masuk TH niatnya ‘ ya kalo dapat ilmu minimal untuk vn sendiri' ‘soalnya di keluargaku ga ada yang belajar di TH’ subhanallah ya....

Apa pun pasti selesai, jangan sebut vn cw tangguh kalau ga bisa nyelesain masalah, mulai dari ngurus BEM-J sampai ngurus KKS, mulai dari ngelobi KajurMu sampai melobi tukang angkot, apa pun yang ditugaskan ke vina pasti selesai.... Coba kalau seimbang machocisme (menyakiti diri sendiri untuk kesengan) dan narsismenya seimbang, lima tahun yang akan datang kamu telah menjadi wanita karier SUKSES ya minimalnya jadi Mrs. Universe Amin ke..! he...........

-Agus Gunawan-



Setelah testimoni yang dituliskan Agus, di bawah ini, tulisan sahabat saya lainnya, Rizky Munggaran. Rizky mempublish tulisan ini tepat 2 hari setelah Agus menuliskan testimony-nya tentang saya.

WEDNESDAY, JANUARY 6, 2010:

Kerinduan ini Semakin Dalam..., AGUS...,”pernah nonton Laskar Pelangi belom...??” betul...siapa lagi tokoh dalam film itu yang Cerdas, Berani, banyak menginspirasi orang, dan bisa membangkitkan semangat teman-temannya untuk terus maju?? siapa lagi klo bukan Lintang...!! begitulah Agus, perannya bagai lintang dimana saja dia berada. dari namanya saja udah ketahuan, “GUNAWAN” yang berarti “seorang yang banyak memberi “guna” bagi orang lain”. Mungkin klo diibaratkan hadis nabi ‘Khoirun naas ‘anfauhum linnaas’.....! Karena ide dan gagasannya selalu “segar”, maka tak jarang aku sering curhat dengannya....(hemm so sweet..........). pokoknya, Acungan dua jempol, cukup untuk membuktikan kehebatannya...truz, Gus...”Tong hilap dukung PERSIB”...hahaha MAKSAL dan OMEN..., bila agus kita ibaratkan lintang dalam film ‘laskar pelangi,’ maka dua sahabat ini, kita gambarkan dalam film komedi anak..’Tom and Jerry’ hahahaha....!!! di mana ada maksal, pasti ada omen, begitupun sebaliknya. Pas banget klo diibaratkan TOM and JERRY, sosoknya jenaka, banyak menghibur orang, tak sedikit orang yang tertawa melihat tingkah mereka. Ya, kalo keberatan dengan TOM and Jerry, Azis ma Sule juga ga apa2....hehe HAVIS..., Top Markotop.....seorang sahabat yang tak pernah termenung, banyak bercanda, pokoknya Ngocol terussss....! teman yang punya belalang tempur ini, lagu Favoritnya adalah Dangdut (tepatnya lagu Rhoma Irama, yang judulnya: Izi Sholehah...eh sorry kepeleset, Istri Sholehah maksudnya), gara-gara skripsinya membahas ‘dewasa’ dia kena “tiga langkah mati” sama pak Eva. meskipun begitu, bila aku membaca hadis nabi :”Yaa Aba Musa, Laqod uutita Mizzmaaron min Mazaamiiri Aali Dawud” seolah-olah aku ingin mengganti lafadz “Aba Musa” itu dengan “Hafidz Arifin”....karena dia punya suara emas yang sekaligus mengantarkannya menjadi ketua HIQMA dan menjadi lelaki panggilan....SALAM SUPEEER.....!!! VINA...,”Coba Kau Katakan Padaku.., Apa yang Seharusnya Aku Lakukan.., Bila Larut Tiba.., Wajah mu Terbayang.., Kerinduan ini Semakin Dalam...,” itulah petikan syair dari lagu Ebiet G.Ade, yang paling tepat menggambarkan suasana hatiku padanya akhir2 ini....heueheue...Prikitiiiiwwww...!!!!! Wajar, teman yang satu ini Cantix, maka tidak heran bila banyak juga yang suka padanya. Dia juga cerdas,paling rame, (pokoknya,meskipun gak ada TV, asal ada dia suasana tetap rame), paling lincah waktu profesa, dia juga pandai menjaga perasaan, dan setia kawan (tapi gak setia pacar...hehe), selalu hadir dalam setiap kegiatan, and nggak ngebosenin tentunya. Animonya yang tinggi untuk masuk tafsir-hadis, membuat ku salut padanya. Apalagi latar belakangnya dari SMA (Muhammadiyah lagi....). mungkin itu suatu isyarat dari hadis nabi “Man Yuridillaahu Bihi Khoiron Yufaqqihu Fiddiin”...hhemmm ,,,,???....